Recycle Product collect :

Discount 20% For All Product → Recycle Product

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI INDONESIA


share this post


Masalah kesehatan memang tak ada habisnya, seperti halnya penyakit menular yang disebabkan nyamuk, kian hari kian merebak. Misalnya, malaria, demam berdarah, cikungunya dan demam berdarah dengue. Penyakit ini merupakan masalah yang tidak boleh dianggap sepele. Apalagi untuk wilayah Indonesia yang beriklim tropis, mempunyai resiko untuk terjangkit. Sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularannya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun fasilitas umum di seluruh Indonesia.

Sebagai contoh, menurut laporan yang ada sampai saat ini, demam berdarah dengue, sudah menjadi masalah yang endemis pada 122 Kabupaten/Kota, 605 Kecamatan dan 1800 desa se- Indonesia. Sehingga tidaklah heran bila penyakit ini sering kita dengar dari media massa, dalam setiap tahun selalu muncul di berbagai daerah yang memakan korban penderita yang tidak sedikit. Meskipun angka kesakitan penyakit ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun, namun angka kematian cenderung menurun. Bila pada akhir 60-an atau awal 70-an dulu, DBD mencapai 41,3 %, kini turun menjadi 3-5 % saja.

Menurut dr. Widodo Darmowandowo, SpA.K, dari RSUD dr. Soetomo, penurunan angka kematian tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat kecepatan dalam penanganan yang dilakukan RS setempat. “Semakin dininya penderita mendapat penanganan oleh aparat-aparat kesehatan di daerah-daerah, maka masalah penyakit ini dapat teratasi, minimal mampu menurunkan angka kematian”, jelasnya dalam makalah terpadu yang disusunnya.



DEMAM BERDARAH DENGUE SEBABKAN KEMATIAN

Demam berdarah dengue telah muncul sejak tahun 60-an, menyerang manusia dan mengakibatkan kematian. Dampaknya kian meluas hingga sekarang. Demam berdarah dengue merupakan salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan dengue pada manusia. Sedangkan manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah dengue.

Virus dengue termasuk famili Flaviridae, yang berukuran kecil sekali yakni 35-45 nm. Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini melalui dua mekanisme.

Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Virus tersebut dapat ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya, yang nantinya akan menjadi nyamuk. virus ini juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh mahkluk vertebrata dan sebaliknya. Mahkluk vertebrata tersebut adalah manusia dan kelompok kera tertentu.



Virus Dengue dalam Tubuh Nyamuk

Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia (mahkluk vertebrata) yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue di dalam darahnya (viraemia). Virus yang sampai kedalam lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah diri atau berkembang biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di kelenjar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk dimasukkan ke dalam kulit tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.



Virus Dengue dalam Tubuh Manusia

Virus memasuki tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari. Virus melakukan replikasi cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah virus sudah cukup, maka virus akan memasuki sirkulasi darah (viraemia), dan pada saat ini manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia, maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dapat berbeda. Perbedaan reaksi ini akan memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit ini.

Pada prinsipnya, bentuk reaksi tubuh manusia terhadap keberadaan virus dengue adalah sebagai berikut :

Bentuk reaksi pertama, terjadi netralisasi virus, dan disusul dengan mengendapkan bentuk netralisasi virus pada pembuluh darah kecil dikulit berupa gejala ruam (rash).

Bentuk reaksi kedua, terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah dan kualitas komponen-komponen beku darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan.

Bentuk reaksi ketiga, terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala ascites dan rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura.

Apabila tubuh manusia hanya memberi reaksi bentuk 1 dan 2 saja maka orang tersebut akan menderita demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi terjadi maka orang tersebut akan mengalami demam berdarah dengue.



PENAMPILAN KLINIS INFEKSI VIRUS DENGUE

Demam dengue ditandai oleh gejala-gejala klinik berupa demam, nyeri pada seluruh tubuh, ruam dan perdarahan.

Demam. Demam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini timbulnya mendadak tinggi (dapat mencapai 39-40 derajat celcius), dan dapat disertai dengan mengigil. Demam ini hanya berlangsung untuk 5-7 hari. Pada saat demamnya berakhir, seringkali dalam bentuk turun mendadak (lysis), disertai dengan berkeringat banyak, anak tampak agak loyo. Kadang-kadang dikenal dengan istilah demam biphsik, yakni demam yang berlangsung selama beberapa hari itu sempat turun ditengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh (gambaran kurva panas seperti punggung unta)

Nyeri Seluruh Tubuh. Dengan timbulnya gejala panas pada penderita infeksi virus dengue maka akan segera disusul dengan timbulnya keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Umumnya yang dikeluhkan adalah nyeri otot, sendi, pungung dan nyeri pada bola mata yang semakin meningkat apabila digerakkan. Sebab adanya gejala nyeri ini sehingga dikalangan masyarakat awam ada istilah flu tulang. Dengan sembuhnya penderita gejala-gejala nyeri pada seluruh tubuh ini juga akan hilang.

Ruam. Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini dapat timbul pada saat awal panas yang berupa- flushing, dengan ciri kemerahan pada bagian muka, leher dan dada. Ruam juga dapat muncul pada hari ke-4 sakit, berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit campak. Kadang-kadang ruam yang seperti campak ini hanya timbul pada daerah tangan atau kaki saja sehingga memberi bentuk spesifik seperti kaos tangan atau kaki.

Perdarahan. Pada infeksi virus dengue apalagi pada bentuk klinis demam berdarah dengue selalu disertai dengan tanda perdarahan. Hanya saja tanda ini tidak selalu didapat secara spontan oleh penderita, bahkan pada sebagian besar penderita tanda pendarahan ini muncul setelah dilakukan test tourniquet. Bentuk-bentuk pendarahan spontan yang dapat terjadi pada penderita demam dengue dapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (petechiae), perdarahan agak besar di kulit (echimosis), perdarahan gusi, perdarahan hidung dan kadang-kadang dapat terjadi perdarahan masif yang dapat berakhir dengan kematian

Berkaitan dengan tanda perdarahan ini, dikemukakan dr. Widodo Darmowandowo SpA. K, pada anak-anak tertentu diketahui oleh orangtuanya, bila anaknya menderita panas selalu disertai dengan perdarahan hidung (epistaksis). Dalam dunia kedokteran menurutnya, hal tersebut dikenal sebagai habitual epistaksis, sebagai akibat kelainan yang bersifat sementara dari komponen beku darah yang disebabkan oleh segala infeksi (tidak hanya oleh virus dengue).

Pada keadaan lain ada penderita anak yang apabila mengalami sakit panas kemudian minum obat-obat panas tertentu akan disusul dengan terjadinya perdarahan hidung. “Untuk penderita model ini obat-obat panas jenis tertentu tersebut baiknya dihindari”, ujar Widodo.



GEJALA-GEJALA DBD
  1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah, suhu tubuh antara 38-40 derajat celcius, atau lebih.
  2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk yang disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit. Untuk membedakannya, kulit direnggangkan, bila bintik merah hilang berarti bukan tanda penyakit BDB.
  3. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung atau mimisan.
  4. Mungkin terjadi muntah darah dan berak darah.
  5. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena perdarahan lambung.
  6. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat. Bila tidak segera ditolong di rumah sakit dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.
  7. Para penderita DBD mengalami perdarahan di seluruh jaringan tubuh yang bisa tampak atau tak tampak dari luar.


PERTOLONGAN PERTAMA
  1. Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti air susu, teh atau air minum lainnya, dapat juga oralit.
  2. Beri kompres air dingin atau es
  3. Berikan obat penurun panas misalnya parasetamol (dosis anak-anak 10-20mg/Kg BB per hari, dewasa 3 X I tablet /hari)
  4. Harus segera dibawa kedokter, petugas puskemas pembantu, bidan desa, perawat pembina desa, puskesmas atau rumah sakit.


CARA MENCEGAH DBD

Untuk mencegah DBD, menurut dr. Widodo Darmowandowo, SpA. K, nyamuk penularnya harus diberantas, sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Memberantas nyamuk Aedes aegypti, berarti jentik-jentiknya harus diberantas atau sarang-sarangnya harus diberantas (PSN-DBD). “Karena tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum, maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-BD, secara teratur sekurang-kurangya seminggu sekali, himbau Widodo. (fora/berbagai sumber)

Comments :

0 comments to “ TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI INDONESIA ”

Post a Comment

 
Design by Piet Puu and Special Thanks for emailmeform