share this post
Oleh Susilowati Tana
Penyebab obesitas sejak dulu dipercaya para ahli gizi di seluruh dunia disebabkan karena seseorang kelebihan makan dan kurang exercise. Namun temuan Dr. Duranda dari Universitas Wisconsin baru-baru ini mengejutkan pengetahuan yang sudah nyaris tak terbantahkan tersebut. Dokter yang melakukan penelitian tentang penyebab obesitas ini menyatakan bahwa obesitas pada manusia disebabkan oleh infeksi virus yang dinamakan virus AD-36. Para ahli endokrinologi (ahli hormone), virology (ahli virus) dan nutritionist (ahli gizi) meragukan temuan dokter ini dan mempertanyakan bagaimana serangan virus dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih gemuk dan bukannya malah semakin kurus. Selain itu, pada umumnya infeksi virus bersifat self limited (sembuh sendiri) dan tidak bersifat kronis (menahun) seperti gejala obesitas. Namun data- data menunjukkan bukti yang juga tak terbantahkan.
Virus AD-36 pada mulanya adalah virus yang menyerang ayam di India. Ayam yang terserang virus ini mempunyai 4 kali berat ayam sehat dengan tumpukan lemak yang jauh lebih banyak pada tubuh mereka dalam waktu 3 minggu. Dokter Duranda melakukan penelitian dengan menyuntik secara membuta sebagian ayam sehat dengan virus dan sisanya disuntik dengan placebo. Terbukti bahwa ayam yang disuntik virus menjadi jauh lebih gemuk, disertai dengan pembesaran hati. Penelitian tidak berhenti sampai disitu, dokter ini ingin membuktikan pengaruh invasi virus ini ke saudara sepupu kita secara genetik, yaitu kera. Hasilnya tidak jauh berbeda dari penelitian pada ayam, yaitu bahwa kera yang terinfeksi virus menjadi beberapa kali lebih gemuk daripada kera yang tidak terinfeksi. Namun kritik tetap ada, yaitu bahwa ayam bukanlah manusia, dan demikian pula, kera adalah kera. Kera bukan manusia. Bagaimana sesungguhnya yang terjadi bila virus AD-36 menginvasi DNA manusia? Secara etis, penelitian yang sama dengan menyuntikkan virus ke manusia tidak mungkin dilakukan. Yang bisa dilakukan adalah mengukur antibody yang dibuat tubuh akibat infeksi virus ini di masa lampau. Hasil menunjukkan bahwa dari orang-orang dengan obesitas yang dites, antibody positif 10 kali lebih banyak daripada orang-orang yang tidak menderita obesitas. Bukti ini belum cukup menyakinkan bahwa virus AD-36 lah yang menyebabkan mereka menjadi gemuk. Bagaimana dengan faktor genetik? Lebih lanjut, kesimpulan yang lebih menyakinkan diperoleh setelah faktor genetik bisa dikendalikan dalam pembuktian berikutnya. Rina dan Rini, sebut saja mereka demikian, adalah kembar identik satu telur. Saat masuk universitas, berat badan mereka tiba-tiba berbeda, padahal mereka makan dalam jumlah yang hampir sama dan melakukan exercise dalam jumlah yang sama pula. Mengapa berat badan mereka bisa berbeda? Pengujian antibody terhadap virus AD-36 menjawab pertanyaan ini. Rini positif dan Rina negatif.
Meskipun nafsu makan seseorang banyak diatur dari susunan saraf pusat yaitu di bagian hipotalamus, virus AD-36 menyerang sel-sel tubuh yang disebut sel calon lemak (pre fat cell). Virus ini menyebabkan perubahan jutaan sel-sel seperti ini menjadi sel lemak dalam waktu singkat melalui perubahan DNA mereka. Virus dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui udara, saat orang yang terinfeksi bersin. Jadi kita dapat terkena virus ini saat ada di lift bersama-sama orang lain atau dimanapun saja. Orang yang terserang kemungkinan akan menjadi semakin gemuk sampai suatu saat obat terhadap virus ini dapat ditemukan. Jutaan orang di Amerika Serikat sudah terserang virus ini dan kemungkinan virus ini juga menjangkiti beberapa negara lain di dunia, diantaranya adalah Inggris. Jumlah orang yang menderita obesitas disadari makin meningkat dan dapat menyebar ke semua negara karena mobilitas antar negara yang begitu luas sampai suatu saat ditemukan vaksin terhadap obesitas ini.
Comments :
Post a Comment